Sejumlah Program LP2DER Senilai Rp. 260 Juta di Desa Kombo, Amburadul


Empon-empon yang ditelantarkan

WARTA BIMA,- Sejumlah Program dari Lembaga Pengembangan Partisipasi Demokrasi Ekonomi Rakyat (LP2DER) Bima, yang dilaksanakan oleh 21 orang anggota Kelompok Tani Hutan (KTH) 'Mada Na,e' Desa Kombo Kecamatan Wawo saat ini dinilai amburadul, bahkan terkesan gagal total.

Pasalnya, berbagai jenis program yang bersumber dari LP2DER bekerjasama dengan Islamic Relief Worldwide senilai, Rp. 260 juta tersebut, tidak dikerjakan sesuai juklak juknis yang telah ditentukan.

Sejumlah warga Desa Kombo kepada Media ini mengungkapkan, sederet program yang tidak dikerjakan sesaui aturan tersebut antara lain, penanaman bibit (pohon) seperti Advokat, Durian, Sawo dan lainya. Penanaman Empon-empon, pembuatan pupuk Kompos (organik), pengadaan Tangki Air dan Kawat bronjong.

Mestinya, sasaran program ini harus dilaksanakan di lokasi Hutan Kemasyarakatan (HKm) So. 'Mada Nae' Desa Kombo yang telah mendapat ijin resmi dari pihak Kementrian LHK. Namun faktanya di lapangan sampai sekarang, sejumlah program terutama Empon-empon jenis Kunyit dan Jahe sebanyak 4 Ton lebih yang dikelola oleh pelaksana (Vendor) Ketua KTH Mada Na,e bernama Firmansyah tersebut, hingga kini belum ditanam sama sekali di lokasi HKm Mada Na,e. 

Sejumlah warga Desa Kombo menyebut, Empon-empon yang menghabiskan anggaran sebesar, Rp. 23 juta lebih tersebut, kini masih disimpan oleh anggota kelompok di rumah masing-masing. Bahkan sebagian besar Kunyit dan Jahe tersebut sampai sekarang masih menumpuk dihalaman rumah salah seorang anggota kelompok, dengan kondisinya tampak busuk dan tak terurus.

"Kami menduga, pengadaan Empon-empon yang dilakukan oleh vendor Firmansyah ini juga tidak sesuai aturan. Karena dalam RAB, Kunyit dan Jahe harus disediakan sebanyak 4.975 Ton, tapi yang ada hanya 1,5 ton saja. Sementara total dana yang digelontorkan untuk Empon-empon ini sebanyak, Rp. 23 juta lebih," ujar sejumlah warga Kombo.


Selain itu, sejumlah program seperti penanaman bibit Durian dan lainya hanya ditanam sebagian kecil, bahkan tidak ditanam sama sekali oleh sejumlah anggota kelompok di lokasi HKm Mada Na,e. Tidak hanya itu, masih banyak Tangki Air berisi 110 liter yang tidak dibawa ke lokasi Mada Nae, tapi justru disimpan di halaman rumah oleh sejumlah anggota kelompok yang mendapat program dari LP2DER tersebut. Bahkan yang lebih parah lagi, paket pembuatan Pupuk kompos belum ada rupanya sampai sekarang, padahal program ini sudah mulai berjalan sekitar tiga bulan yang lalu.

"Pokoknya, kami melihat semua program yang diberikan oleh LP2DER kepada 21 orang anggota KTH Mada Na,e ini benar-benar amburadul, bahkan bisa dibilang gagal total. Anggaran yang dihabiskan untuk semua program ini mencapai, Rp. 260 juta. Tapi hasilnya tidak sesuai harapan masyarakat," pungkas sejumlah warga Desa Kombo. 

Sementara itu, salah seorang tim monitoring program LP2DER di Desa Kombo, Muhammad Arifin S.Pd yang dikonfirmasi, Sabtu (26/4), mengaku sangat kecewa bahkan sudah malas mengurus kegiatan tersebut. Karena sejumlah anggota KTH Mada  Na,e yang mendapat program penanaman bibit pohon, empon-empon dan lainya, tidak serius melaksanakan program dari LP2DER ini.

"Kegiatan apa yang bisa saya monitoring, kalau bibit, empon-empon, pupuk kompos dan lainya tidak ditanam dan dibawa ke lokasi sasaran HKm Mada Nae. Ini bohong semua dan bikin cape saja," ungkapnya. 

Tangki Air

Selain itu, Maman mengaku baru diberikan honor hanya, Rp. 460 ribu sampai sekarang, padahal dirinya sudah diangkat oleh pihak LP2DER sebagai tim monitoring sejak tiga bulan yang lalu."Lebih baik saya cari kerja lain saja, daripada mengharapkan gaji (upah) yang tidak jelas nilainya sampai sekarang," tandas M. Arifin. (WB-01)