![]() |
WARTA BIMA,- Kekeringan yang disebabkan oleh kemarau panjang tahun ini mengakibatkan 1.372 jiwa yang terdiri dari 245 KK pada dua kecamatan di Kabupaten Bima yakni, Kecamatan Belo dan Soromandi mengalami krisis air bersih.
Kepala Pelaksana Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bima Drs. H. Isyrah merilis laporan Pusdalops BPBD menjelaskan, untuk menangani masalah tersebut pihaknya telah melakukan distribusi air pada dua kecamatan tersebut pada Kamis kemarin.
Pemerintah Kabupaten Bima melalui Tim Tanggap Bencana kekeringan BPBD telah melakukan distribusi sebanyak 10 ribu liter air bersih untuk kebutuhan 1.200 jiwa pada 180 KK di Dusun Ndano Ndere dan Dusun Rasabou Desa Bajo - Soromandi yang mengalami kesulitan memenuhi kebutuhan air bersih akibat kerusakan mesin pompa air yang selama ini menjadi sumber air bersih.
Selain itu, pada hari yang sama, Tim Tanggap Bencana kekeringan BPBD juga melakukan penyaluran 5.000 liter air bersih untuk kebutuhan 172 jiwa atau 65 KK warga RT.005 Desa Nata Kecamatan Palibelo yang mengalami kesulitan memenuhi kebutuhan air bersih akibat sumber mata air berkurang. Sehingga total distribusi air bersih di kedua Kecamatan tersebut sebanyak 15.000 liter.
"Untuk memperlancar proses pendistribusian air bersih, Tim BPBD melakukan koordinasi dengan Camat, Kapolsek, Koramil dan Kades setempat terkait terdampak dan melakukan pengamatan, pendataan dan kaji cepat serta penanganan darurat bencana terhadap daerah terdampak," ujar H. Isyrah.
Mantan Camat Tambora ini menambahkan, pihak BPBD beserta perangkat daerah terkait akan terus berupaya dan komitmen menyalurkan bantuan air bersih untuk masyarakat yang terdampak diberbagai wilayah Kabupaten Bima. Disamping itu, untuk mengantisipasi dampak kekeringan, pihaknya menghimbau kepada seluruh masyarakat agar dapat menggunakan air secara bijak, efektif dan efisien.
"Masyarakat juga dihimbau tetap waspada terhadap cuaca ekstrem dan bencana yang terjadi seperti banjir bandang, angin puting beliung, tanah longsor dan kekeringan serta kebakaran hutan dan lahan," pungkas H. Isyrah. (Red)