KUPT Pertanian Sebut Petani Wawo Hanya Diberikan Benih Jagung Nusantara 4.725 Ton


KUPT Pertanian didampingi anggota Polsek Wawo, saat menyerahkan bantuan benih Jagung pada salah satu Poktan


WARTA BIMA,- Menghadapi musim tanam tahun 2025-2026 ini, masyarakat Kecamatan Wawo, terutama yang tergabung dalam Kelompok Tani (Poktan) di berbagai desa sangat mengharapkan hadirnya bantuan benih Jagung yang berkualitas seperti varietas NK dan BISI. 

Namun sayangnya, impian para petani tersebut tidak sesuai ekspektasi, karena jenis bibit Jagung yang diberikan oleh Pemerintah saat ini hanyalah sebuah benih yang bermerek Nusantara. Ironisnya, benih jagung yang terasa asing ditelinga para petani ini tidak pernah ditanam sekalipun oleh masyarakat Wawo hingga saat ini.

Kepala UPT Pertanian dan Perkebunan Kecamatan Wawo, Iwan Purnamawan, SP yang dikonfirmasi Media ini Rabu (19/11), memang mengakui hanya diberikan Benih Jagung Hibrida varietas Nusantara oleh Pemerintah melalui APBN tahun 2025. Benih tersebut baru saja diterimanya pada Selasa kemarin di halaman Kantor BPP Kecamatan Wawo.

Iwan mengaku, benih Nusantara yang diterimanya bersama jajaran BPP tersebut berjumlah sebanyak 4.725 Ton. Benih ini diperuntukan kepada 7 kelompok tani yang terbesar pada tiga desa di wilayah Kecamatan Wawo, yakni Desa Maria, Riamau dan Desa Raba. "Tujuh Poktan di Kecamatan Wawo yang dapat bantuan bibit jagung Nusantara ini yakni, Poktan So. Rangi Desa Raba, Poktan Kaliwu, Doro Ringi dan Hidi Rasa Desa Maria. Poktan Piri Wamba, So. Riamau serta Poktan Tamba Jara Desa Riamau," terang Iwan Purnamawan.

Benih Jagung Nusantara

Sementara itu, salah seorang tokoh masyarakat Wawo, H. Kasnun Ahmad kepada Media ini, sangat menyesalkan munculnya pemberitaan yang menyebut Kepala BPP Kecamatan Wawo bungkam soal bantuan bibit Jagung.

Menurut H. Kasnun, kehadiran bantuan bibit jagung di Kantor BPP kemarin, sebenarnya tidak perlu dipermasalahkan. Lagipula benih tersebut terkesan tidak berkualitas, karena jenisnya hanyalah varietas bermerek Nusantara.

"Saya khawatir bibit ini nanti tidak ditanam oleh petani, tapi justru dibuang percuma. Karena kualitasnya terbilang rendah dan harganya pun paling tinggi Rp. 500 ribu per dus berisi 20 Kg," ujarnya.

H. Kasnun menyebut, selama ini masyarakat petani setiap desa, khususnya di wilayah Wawo, sudah terbiasa menanam benih Jagung NK ataupun BISI di lahanya masing-masing. Sementara bibit jenis Nusantara seperti ini tidak pernah ditanam sekalipun oleh masyarakat Wawo.

"Makanya, tidak perlu ribut-ribut soal bantuan bibit Nusantara. Kalau benih NK Sumo ataupun BISI yang datang itu baru bagus, karena dua jenis benih jagung ini selalu menjadi rebutan petani Wawo. Sementara benih Nusantara itu paling dibuang nanti oleh petani, karena mereka takut gagal panen," pungkas H. Kasnun. (WB-01)